DARI DOULARKI MENJADI FILARKI
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba.... tetapi Aku menyebut kamu sahabat... (Yoh. 15:15).
Apa lagi ini? Sebelumnya muncul istilah asing doularki, yang untungnya mudah dicernah. Yaitu: kepemimpinan-hamba. Sekarang: filiarki. Maafkan saya, jika kita harus memakai istilah ini. Alasannya sederhana saja: istilah itu dengan sangat baik dan tepat mewakili apa yang ditawarkan Yesus sebagai model kepemimpinan ideal. Loh, apakah kepemimpinan-hamba tidak ideal?
Terus terang tidak. Istilah itu muncul sebagai sebuah alternatif, tandingan, atas kepemimpinan hierarkis yang telanjur menguasai arena kepemimpinan Kristiani. Sebagai tandingan, tugasnya ialah melakukan dekonstruksi-perombakan-dan bukan konstruksi. "Kita harus memandang diri sebagai sahabat Kristus karena Dia sendiri memandang dan memperlakukan kita demikian. "Yang diimpikan Yesus. atau yang ingin dikonstruksi, bukanlah pelayanan atau penghambaan, melainkan persahabatan. Terhadap pribadi yang maunya mempertuankan diri.
Yesus menegaskan: jadilah hamba! Akan tetapi, bagi setiap orang yang telah menyatakan kesediaan melayani, Yesus bersabda, "Aku tidak lagi menyebutmu hamba, melainkan sahabat." Tentu, kita tetap boleh memandang diri sebagai hamba Kristus dan sepantasnya demikian. Namun, kita harus juga memandang diri sebagai sahabat Kristus karena Dia sendiri memandang dan memperlakukan kita sebagal sahabat- sahabat-Nya.
Jika kepemimpinan-hamba adalah doularki, maka kepemimpinan-sahabat kita sebut filarki (filia: sahabat + arche: kepemimpinan). Yang dipimpin dan yang memimpin sama-sama sahabat yang setara dan sederajat. Mereka saling mengasihi, menguatkan dan menerima, sebagaimana perlakuan seseorang terhadap sahabatnya. Bayangkan! Kita yang sepatutnya menghambakan diri kepada Sang Hamba yang telah memberikan segala-galanya kepada kita, kini disapa "Sahabat-Ku"
Oleh karena itu, tak ada jalan lain tersedia bagi kita selain mengelola hidup bersama, komunitas kita, bahkan masyarakat kita, mengelola dengan prinsip persahabatan yang telah diwartakan Kristus. Tak boleh lagi ada orang yang memandang diri lebih dari orang lain atau sebaliknya, memandang diri di bawah orang lain, hanya karena perbedaan ekonomi, pendidikan, pekerjaan atau lainnya. Di dalam gereja, baik pengamen maupun pengacara, penjual asongan atau penjual mobil mewah, sama-sama diundang untuk menjadi sahabat di dalam dan bersama Kristus.
Jadi, jika Anda mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin. apa pun itu, sadarlah: "Anda bukanlah bos penuh kuasa dengan sekelompok orang yang berada di bawah kendali Anda. Anda bukan sekadar pelayan dari orang banyak yang cukup bersikap santai menunggu karya Anda. Namun, Anda adalah sahabat dari semua orang."
Tugas utama kita adalah menanam, memupuk, serta merawat komunitas agar dapat menjadi sebuah komunitas para sahabat. Jika hal itu terjadi, di situ Kristus Sang Sahabat hadir. Dan itulah makna terdalam dari kepemimpinan-sahabat, filiarki.